Transformasi konsep budaya dalam film Animasi


Film Animasi biasa dibuat untuk mengilustrasikan suatu keadaan atau mengemukakan sesuatu. Film Animasi di pakai untuk memenuhi suatu kebutuhan umum, yaitu mengkomunikasikan suatu gagasan, pesan atau kenyataan karena keunikan dimensinya, dan karena sifat ’hiburannya’ Film Animasi telah di terima sebagai salah satu media audio visual yang paling populer dan di gemari. Karena itu juga di anggap sebagai media yang paling efektif. Demikian juga dengan hal yang harus di ketahui di dalam FilmAnimasi, yaitu masalah teknik mengkomunikasikan sesuatu dengan teknik animasi, sering perkataan ’teknik berkomunikasi’ lebih akrab di katakan ’seni berkomunikasi’ contohnya film animasi Cepot Saparakanca karya Demi Dasmana Secara tidak langsung, film animasi Cepot Saparakanca pada dasarnya adalah hanya merupakan suatu bentuk hiburan, pada era kontemporer telah bertransformasi tidak hanya menjadi suatu industri bisnis yang sangat menguntungkan tetapi menjadi media untuk memvisualisasikan nilai-nilai dan budaya Nusantara secara imajinatif melalui media film aniamasi.
Dari ide dan gagasan tadi, bagi Demi Dasmana merupakan suatu perwujudan yang memang tidak hanya sekedar mengembangkan keahlian semata, tentunya ini menjadikan awal perkembangkan perdunia animasi dalam mengolah cerita-cerita pewayangan yang bisa digali terus oleh para animator-animator yang lainnya serta dapat lebih diterima lebih luas dan pada saatnya nanti film animasi tidak lagi semata dibuat sebagai tontonan anak-anak, melainkan untuk remaja dan dewasa, sehingga film animasi pada giliranya akan dipandang sebagai mana genre film cerita lainya yang diapresiasi luas dan mendapat tempat dihati peminatnya.


Leave a Reply